Hukuman adalah salah satu bentuk alat pendidikan, disamping alat lain misalnya memberi contoh, perintah, larangan, celaan, dan sebagainya. Menggunakan salah satu alat pendidikan perlu mempertimbangkan baik buruknya menggunakan alat tersebut, sebab bagaimanapun baiknya suatu alat tentu punya akibat-akibat tertentu bila salah penggunaannya.
Setidaknya ada 9 (sembilan) akibat negatif dari hukuman, yaitu :
1. Anak hanya faham perilaku yang tidak boleh dilakukan. Tidak belajar memahami perilaku yang diharapkan, terutama bila emosi penghukum dalam keadaan meledak-meledak ketika menghukum anak. Sehingga perilaku yang diharapkan dari anak tidak tersampaikan. Hal ini tidak menutup kemungkinan perilaku yang salah akan diulang kembali oleh anak.
2. Anak akan bersikap lebih berani dan pendendam, anak yang sering menerima hukuman akan terbiasa dengan hukuman dan ia akan kebal terhadap hukuman.
3. Hukuman akan membiasakan anak menarik perhatian orang lain dengan cara berperilaku negatif, artinya hukuman memang diharapkan anak untuk menarik perhatian orang lain.
4. anak akan belajar berperilaku agresif dan berperilaku kasar kepada orang lain sebagai ungkapan balas dendam atau anak telah belajar tentang perilaku kasar.
5. Hukuman akan menghilangkan wibawa penghukum dimata anak. Sipenghukum dianggap oleh anak sebagai pemarah dan dianggap tidak sabar, tanpa sadar anak akan belajar hal yang sama.
6. Menyinggung harga diri anak, hal ini akan merusak dasar kepercayaan anak terhadap penghukum
7. Hukuman akan menumbuhkan konsep diri yang negatif pada anak. Anak akan merasa rendah diri, merasa kurang disukai, merasa salah dan merasa kurang berguna. Perasaan semacam ini akan menghambat tumbuh kembangnya konsep diri yang positif dan anak akan kehilangan rasa percaya diri.
8. Menutup perkembangan potensi anak. Anak yang jarang dihargai akan jarangpula memperhatikan kelebihan yang dimilikinya, perhatian anak hanya tercurah kepada kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya. Sehingga kekurangan itulah yang terus berkembang dan anak menjadi pemurung dan pesimis
9. Hukuman merupakan pemborosan energi, terutama hukuman fisik. Penghukum tidak dapat mengharapkan keuntungan apa-apa dari hukuman itu, toh anak tidak berdaya waktu dihukum.
Apa keuntungan dari hukuman? Mungkin hanya satu, yaitu anak telah diberitahu bahwa perilakunya salah. Dengan cara dihukum anak memahami bahwa apa yang telah ia lakukan tidak dapat diterima atau tidak disukai oleh penghukum. Nah guna menghindari efek negatif dari hukuman maka perlu berhati-hati dalam memberikan hukuman kepada anak.
Apakah hukuman tetap perlu dilakukan kepada anak ? jawabannya perlu, asal dengan pertimbangan tertentu, misalnya :
1. Menggunakan Prinsip Hukuman :
v Hukuman diberikan setelah perilaku anak telah berulang kali ditegur dan diberi pengertian
v Sebelum diberi hukuman hendaklah anak diberitahu dahulu tentang apa kesalahannya
v Hukuman merupakan wujud penyesalan penghukum atas perilaku anak, bukan merupakan ungkapan pemuasan diri (menyiksa) karena akan mengikis rasa kasih anak menjadi kebencian. Karena itu perlu ditunjukkan bahwa penghukum tidak menghendaki hukuman itu terjadi dan si penghukumpun ikut menderita ketika memberikan hukuman kepada anak. Yang salah adalah perilakunya, bukan karena si anak bodoh, jahat, malas dan sebagainya. Karena kata-kata ini menyangkut harga diri si anak dan akan mempengaruhi secara negatif terhadap konsep diri anak
2. Sasaran Hukuman
v Sasaran hukuman adalah perilaku anak dan bukan pribadi anak. Yang salah adalah perilakunya, bukan karena si anak bodoh, jahat, malas dan sebagainya. Karena kata-kata ini menyangkut harga diri si anak dan akan mempengaruhi secara negatif terhadap konsep diri anak
v Perilaku yang dihukum adalah perilaku yang timbul pada saat itu dan bukan perilaku yang sudah lama berlalu. Menegur kesalahan anak lebih baik bila kesalahan itu baru dilakukan daripada sudah lama berlalu kemudian diungkit-ungkit kembali
3. Bentuk Hukuman
v Hukuman lebih baik berbentuk hal-hal yang tidak menyenangkan anak, misalnya menghilangkan atau menunda pemberian sesuatu yang disukai anak, tidak mengizinkan anak bermain dengan teman-temannya, dan sebagainya
v Sedapat mungkin menghindari hukuman dengan memberikan tugas melakukan hal-hal yang baik, karena anak akan mengasosiasikan perilaku tersebut dengan sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnya bila orangtua menghukum anak dengan menyuruhnya membaca Al Qur’an selama setengah jam, maka anak akan mengasosiasikan bahwa membaca Al Qur’an itu adalah sesuatu yang tidak menyenangkan, padahal kita mengharapkan agar anak senang membaca Al Qur’an
Pada prinsipnya penggunaan hukuman adalah sebagai langkah terakhir. Alat-alat pendidikan lain misalnya memberi contoh, perintah, teguran, larangan hendaknya lebih sering digunakan. Demikian semoga dapat menjawab pertanyaan diatas. At
Selasa, 24 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yaah ternyata menghukum anak perlu hati-hati donk.... nah bagaimana dengan memberi hadiah kepada anak? ayo donk artikel tentang hadiah juga ditampilkan...
BalasHapusAnda punya artikel pendidikan yang menarik? kirim ke atarmizi67@yahoo.co.id
BalasHapus